Selasa, 13 September 2011

Kelas Sosial Mahasiswa, Merubah Bangsa Indonesia Menjadi Lebih Baik


Oleh Arif Hidayat (Ketua Bidang Penerbitan LPM OBSESI 2010/2011 STAIN Purwokerto, Kabid Media dan Pengembangan Teknologi PC IMM Banyumas 2011/2012)

Ketika kita mendengar kata mahasiswa adalah kelompok sosial masyarakat yang berada dibagian yang menengah. Dan ini termasuk pada jenjang pemuda, dimana akan membawa perubahan pada masyarakat. Maka mahasiswa yang berada di kalangan menengah harus progresif dan menjadi motor penggerak dalam masyarakat.
Sejarah Pergerakan Mahasiswa
Pergerakan mahasiswa dimulai pada masa penjajahan Belanda. Yang terasa pergerakannya pada masa itu adalah mahasiswa yang belajar di luar negeri, namun tidak dipungkiri juga yang belajar di bumi pertiwi. Ideologi pergerakan mahasiswa sebelum kemerdekaan dapat dikategorikan dalam tiga bagian. Yang pertama adalah yang mengenyam pendidikan di negeri Belanda. Tan Malaka adalah salahsatunya, dan ideologi Marxisme menjadi paham yang berkembang dalam pergerakan mahasiswa-mahasiswa ini. Yang kedua adalah paham Pan Islamisme yang berkembang di Mesir dimana Agussalim mengenyam pendidikannya. Yang terakhir adalah di negeri sendiri Hindia Belanda berpaham Nasionalis yang digawangi oleh Soekarno. Pada masa ini, pergerakan mahasiswa mempunyai peran emansipatoris yaitu mahasiswa dapat merubah dan menjadikan varian baru sebuah ideologi yang berkembang pada saat itu. Para mahasiswa ini mempunyai gagasan tentang Kemerdekaan dan persiapan sebuah bangsa baru. Dan tentu saja dengan keterlibatan aktif mahasiswa dalam pembangunan ideologi bangsa, maka dapat dikatakan mahasiswa dapat dikatakan gerakan politik juga.
Itulah pergerakan mahasiswa yang berkembang pada masa kemerdekaan. Selang berapa puluh tahun, tepatnya 1966 ada pergerakan mahasiswa yang menumbangkan rezim pada saat itu. Dan tentu saja menumbangkan sebuah pergerakan Bapak-bapak Pendiri Bangsa. Dan selang berapa belas tahun mahasiswa tergerak kembali yang kita sebut dengan kejadian Malari. Pada kejadian seperti itu mahasiswa turut aktif dalam politik praksis, tentu saja hasil dari penumbangan rezim sebelumnya.
Dengan rezim yang terkesan diam dan mahasiswa mendapat represi pergerakan bahkan di dalam kampusnya sendiri masyarakat melihat tak ada yang terjadi pada pemerintahan saat itu. Sehingga pada saat itu mahasiswa dalam keadaan kritisme tertutup dan hanya bermuatan kognisi semata. Keadaan itu tepatnya pada sekitar tahun 1990an. Namun pada tahun 1995 mahasiswa bergerak secara emansipatoris karena hasil diskusi-diskusi yang dilakukan selama 5 tahun tersebut. Dan dengan gerakan emansipatoris tersebut muncullah gerakan yang kita sebut dengan gerakan reformasi-namun sebenarnya adalah revolusi, pada tahun 1998. Namun dari revolusi yang dilakukan mahasiswa tersebut dapat dilihat ada dua kubu. Yang pertama adalah mengenai kelompok mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa yang sekrang masih kita kenal seperti PMII, HMI, IMM dan lain sebagainya, mereka menginginkan koreksi terhadap orde baru yang sedang berjalan. Yang kedua adalah kelompok mahasiswa yang tergabung dalam front-front mahasiswa, pada kelompok ini menginginkan sebuah anti Orde Baru yang akan digantikan dengan sistem lain-seperti yang kita lihat sekarang ini.
Saat Dekade Ini
Pada abad 19 mahasiswa Indonesia dapat kita lihat bahwa gerakan yang efektif adalah gerakan emansipatoris tersebut sehingga memunculkan varian idelogi baru dan dapat menumbangkan rezim saat itu. Berbeda halnya pada zaman yang kita sebut dengan zaman reformasi sekarang. Yaitu mengenai pergerakan mahasiswa yang cenderung hanya koreksi dan itu hanya akan memperkuat rezim yang sedang berkuasa saat itu. Pergerakan mhasiswa pada kali ini hanya berkisar pada gerakan moral semata belum mencapai pada tingkatan gerakan politik. Selain itu juga untuk menuju ke gerakan politik, mahasiswa harus mempunyai keadaan yang konstan dalam gerakan moralnya sehingga mahasiswa dapat benar-benar mengamalkan apa yang telah dipelajarinya dalam bangku kuliah.
Dalam pengamalannya pun bukan tanpa dasar tindakan yang jelas, tetapi juga kekhasan tersendiri yaitu bertindak global, dan berfikir lokal. Sehingga mahasiswa dapat mempunyai ruh gerakannya tersendiri guna terbentuknya masyarakat yang diharapkan. Dan jika ini tidak dilakukan oleh mahasiswa maka yang terjadi adalah seorang intelektual non organik, yaitu intelektual yang hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri. Dari gerakan intelektual non organik tidak dapat mungkin menghasilkan gerakan emansipatoris.
Pada dekade ini mahasiswa merasa ada musuh yang harus dilawan guna tercipta masyarakat utama tersebut namun jika hanya kalangan mahasiswa yang bergerak tentu saja tidak akan menghasilkan sesuatu dan harus punya rasa ketertarikan dari masyarakat itu sendiri. Maka dibangunlah pola-pola pergerakan yang mengakar rumput guna tercipta masyarakat sejahtera tersebut. Yaitu dengan berbagai cara :
  1. Memasifkan gerakan moral menuju gerakan politik dengan cara mengemas isu kepada masyarakat sehingga isu diterima oleh masyarakat
  2. Menggalang sekutu untuk mahasiswa, termasuk musuh. Ini dilakukan guna memberikan rangsangan terhadap penyadaran bersama dari musuh bersama.
Analisis Problem
Bangun Kader
Pendidikan kritis basis
Kemas Isu
Menggalang Sekutu
Tindakan Aksi
Perubahan
Analisis Sosial dan Riset
Pendidikan kritis basis. Yaitu memabngun kader yang kritis serta menularkannya ke basis-basis di masyarakat











Mungkin skema diatas dapat dilakukan oleh gerakan mahasiswa, namun itu tidak boleh lepas dari ruh gerakan yang ada dalam gerakan tersebut, apakah berhaluan nasionalis atau agamis. Kita sering mengenal seorang yang berkoar-koar atas nama rakyat namun ketika tidak adak ruh gerakan hanya akan bersifat oportunis semata tanpa memandang akibatnya. Sosiolog Arif Budiman yang berasal dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa orang Indonesia itu berkepala idealis, isi dada yang filosofis, perutnya berhaluan kapitalis, dan bawah perut bernuansa liberalis. Selain itu mahasiswa kini terjebak dalam politik aliran, sehingga sesama mahasiswa pun masih memandang politik aliran masing-masing, dan tidak mungkin api pergerakan mahasiswa terus berkobar apalgi bertambah besar.
 

About

PC IMM Banyumas 2011 - 2012.
Sekretariat Jln. dr. Angka No. 1 Purwokerto Contact Person 085228940947 (Dwi Setyowati)

Blog Archive