Selasa, 13 Maret 2012

PIDATO KETUM IMM BANYUMAS


Menagih Peran Politik dan Intelektual IMM Untuk Revolusi Indonesia
            Yang kami banggakan seluruh kader IMM Banyumas: Menolak Tunduk dan Bangkit Melawan, Karena Mundur adalah pengkhianatan!
Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barakatuh.
            Alhamdulillahirabbil’alamin.., “Kuntum khairo ummatin ukhrijat linnaas, ta’muruuna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil munkar, wa tu’minuna billah”, kamu sekalian adalah umat terbaik yang diperuntukan bagi manusia, menyeru kepada kebajikan, mencegah kekorupan, dan beriman kepada Allah.
            Segala puji kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Hakim Yang Maha Adil, Penguasa Yang Maha Mencintai. Shalawat dan salam tercurah kepada Sang Revolusioner, inspirator kita, Nabi Agung Muhammad Salallahu ‘alaihi wa salam.
IMMawan dan IMMawati sekalian,
            Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi gerakan yang telah mengalami dinamikanya di sepanjang sejarah besok genap berusia 48 tahun. Usia yang tergolong tidak muda lagi, namun tidak juga dapat dikatakan tua. Karena Rasulullah SAW mulai menjalankan tugas kenabian sejak memasuki usia 40—usia yang dipandang matang dalam ilmu psikologi.
            Pantas kiranya di usia yang cukup matang ini, IMM kembali merefleksikan gerak langkahnya. Baik dalam rangka menghargai sejarah, maupun mengambil hikmah darinya untuk menyusun strategi gerakan IMM kedepan. Di tengah arus informasi dan kapitalisme global, dimana generasi muda terus tergerus oleh iming-iming konsumerisme dan pragmatisme, sudah saatnya IMM yang dipercaya menjadi kelompok intelektual muda menggariskan dirinya sebagai pelopor perubahan negeri.
IMMawan dan IMMawati penerus tampuk pimpinan umat,
marilah kita mengingat spirit “Enam Penegasan IMM” yang menandai resminya pendirian IMM waktu itu, diantaranya:
-1. “Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam.”
Dengan ini, IMM tidak hanya sekedar sebagai organisasi kader yang melangsungkan aktivitas perkaderan di tingkat internal saja, melainkan sebagai organisasi gerakan ia juga harus sudah mempunyai kesadaran politik untuk membangun negeri ini menuju peradaban yang lebih tinggi lagi. Politik yang dimaksud tentu bukanlah politik praktis, melainkan politik kerakyatan—meski IMM juga tidak menafikan politik praktis. Dan gerakan mahasiswa Islam tentu saja akan berbeda dengan gerakan lainnya, yaitu IMM dalam perjuangannya tidak dapat lepas dari kerangka tauhid, dinul Islam.
-2. Menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM.
-3. Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah.
            Ini berarti bahwa keberadaan IMM mutlak dibutuhkan Muhammadiyah sebagai kelompok intelektual yang nantinya akan melanjutkan dan menyempurnakan cita-cita Muhammadiyah. Sehingga kerjasama, sinergisitas dan dialektika antara IMM dan Muhammadiyah menjadi syarat penting untuk tercapainya angan yang dicita-citakan Muhammadiyah.
-4. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara.
-5. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah.
            Seperti yang diungkapkan Abdul Halim Sani dalam MGIP-nya, bahwa gerakan ilmu ikatan yang tertanam dalam diri kader merupakan tindakan praksis kemanusiaan didasarkan pada basis keilmuan kader dalam upaya ibadah kepada Allah. Ini artinya ilmu yang dimiliki oleh kader harus memberikan dampak kebermanfaatan bagi manusia.
-6. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahi Ta’ala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
            Penegasan yang keenam inilah, menjadi point penting refleksi kita pada malam hari ini. Dimana ditengah-tengah kondisi bangsa yang tengah mengalami degradasi bahkan disorientasi baik di bidang ekonomi, politik, pendidikan, sosial, dan budaya, IMM menyatakan dan memposisikan dirinya sebagai oposisi dari pemerintahan yang korup, pemerintahan yang menelorkan kebijakan anti rakyat. Seperti tercetusnya kebijakan pemerintah untuk menaikan harga BBM ditengah berbagai kesulitan ekonomi yang dialami rakyat kita sekarang ini.
            Untuk itu, kontekstualisasi peran politik dan intelektual IMM untuk revolusi Indonesia hari ini perlu ditagih. Sejauh mana kader-kader ikatan mampu menangkap dan memahami realitas bangsa untuk menjawab berbagai problematikanya menjadi acuan gerakan hari ini. Diam atau melawan! Bergerak atau tertindas.
Sebagai pamungkas pidato ini, akan saya bacakan sebuah kontemplasi seorang intelektual Muhammadiyah;
Sebagai hadiah malaikat menanyakan apakah aku ingin berjalan diatas mega dan aku menolak karena kakiku masih di bumi sampai kejahatan terakhir dimusnahkan sampai dhu’afa dan mstadh’afin diangkat Tuhan dari penderitaan” (Kuntowijoyo).
Menolak Tunduk dan bangkit melawan, karena mundur adalah pengkhianatan!
Wassalamu’alaikum warahmatullah wa barakatuh.

(Disampaikan pada malam refleksi menuju Milad IMM ke-48, Purwokerto, 13 Maret 2012)

 

About

PC IMM Banyumas 2011 - 2012.
Sekretariat Jln. dr. Angka No. 1 Purwokerto Contact Person 085228940947 (Dwi Setyowati)

Blog Archive